Siap Terima Hukuman, Berharap PSSI Eveluasi Diri Kejadian final copa Dji Sam Soe, di Stadion Jakabaring Pelembang, Minggu (28/6) lalu, meninggalkan duka bagi sepakbola Papua. Kapten Persipura Eduard Ivakdalam (E) blak-blakan dengan situasi tersebut apa yang membuat seperti itu, dan apakah ada yang memerintahkan untuk segera keluar dari lapangan? Berikut kutipan wawancara dengan salah satu pemain terbaik tanah papua tersebut.
I: Anda dikenal sebagai pemain terbaik Indonesia saat ini, serta sebagai pemain yang selalu menjunjung sportivitas, kok bisa memimpin rekan-rekan melakukan Wolk Out?
E: Saya kira keputusan walk out merupakan keputusan bersama antara pihak pengurus, manajemen, dan pemain, untuk memprotes ketidakadilan yang kami rasakan terutama PSSI, BLI dan wasit, sebab ini suatu kejadian yang terlampau lewat batas, apalagi kami bermain di kandang mereka.”
I: Anda tidak merasa rugi dengan keputusan tersebut?
E: Jelas pasti akan mendapat hukuman, namun keputusan yang kami ambil ini demi menjaga harkat dan martabat orang Papua, sebab pertandingan sudah diskenariokan untuk memenangkan tuan rumah. Karena jika Persipura menang, berarti akan ada dua tim Papua yang tampil di tingkat Asia ini yang tidak diinginkan oleh PSSI, padahal kita sendiri tahu bagaimana kualits tim-tim wilayah Jawa jika tampil di level Asia (LCA) kini ada kesempatan buat dua tim asal Papua, ternyata PSSI dengan halus mematikan karakter sepak Bola Papua
I: Saat bertemu dengan wasit Purwanto, apa yang anda tanyakan kepada wasit?
E: Saya dan teman-teman menanyakan kepadanya, tentang handsball dari Joel Tsimi, ternyata ia mengelak padahal orang bodoh pun akan melihat bahwa bola mengenai tangan, ironisnya lagi Pak Nurdin Halid dan Andi Darussalam malah mendukung keputusan dari Purwanto, sebenarnya ada apa ini. Dan saya juga heran, mengapa partai final, yang mempertemukan dua tim terbaik, kok bisa dipimpin oleh wasit yang sudah seharusnya pensiun. Inikan sangat merugikan kami, dimana usaha kami dari awal copa, hingga final, hanya dengan mudah dikalahkan oleh keputusan wasit.
I: Apakah ini juga rencana untuk membatalkan Persipura tampil di LCA?
E: Ya, saya pikir seperti itu juga, mereka sengaja merencanakan sesuatu, agar Persipura mendapat sanksi yang buntutnya tak bisa tampil di LCA dan itu sudah terlihat jelas, apalagi ada peluang untuk dua tim asal Papua tampil di tingkat Asia inikan tidak disukai oleh PSSI, sehingga dengan mudah mereka mengatur agar Sriwijaya menang, jika demikian kapan sepakbola Indonesia bisa maju, jika pemenang sudah ditentukan sebelum pertandingan.
I: Ada masyarakat Papua, tak sependapat dengan aksi anda dan teman-teman naik menerima kalungan medali perak dan piala serta uang pembinaan?
E: Nah, disini yang ingin saya jelaskan agar masyarakat jangan terlalu berprasangka buruk kepada kami yang pertama kami sudah menilai bahwa aksi wolk out akan berdampak pada hukuman kepada tim untuk itulah saat diruang ganti pemain, kami langsung sepakat biar kami serahkan juara kepada Sriwijaya FC dan mengikuti seluruh acara yang dilakukan oleh Panpel sehingga hukuman bisa dikurangi. Namun anda sendiri bisa lihat aksi kita di atas podiun kami hanya memegang medali tak ada yang mengalungkan di leher, ini semua demi menjaga harkat dan martabat masyarakat Papua.
I: Bagaimana tanggapan anda jika nanti kena sanksi?
E: Kami sendiri siap saja menerima hukuman tapi hendaklah hukuman yang wajar-wajar saja, saya sendiri mengharapkan dengan kejadian ini, agar PSSI bisa mengevaluasi diri, jangan hanya seenaknya menggunakan Komdis untuk menakutkan pemain atau tim, selalu mereka katakan fair play kepada pemain, sedangkan perangkat pertandingan saja tak menjunjung fair play, bagaimana kompetisi bisa maju.
I: Harapan anda kepada PSSI seperti apa?
E: Hendaknya PSSI bisa memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada saat ini, kenapa wasit dipukul, kenapa sampai ada kerusuhan saat pertandingan, serta kejadian lainnya, sehingga kompetisi dari tahun ke tahun ada peningkatan, jangan hanya tinggal di tempat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar